Kota Palembang memiliki sejarah panjang dan kaya, dimulai dari Kerajaan Sriwijaya yang membuatnya menjadi pusat perdagangan dan kebudayaan terpenting di Asia Tenggara. Palembang juga pernah menjadi ibu kota kesultanan dan mengalami masa pemerintahan Hindia Belanda sebelum akhirnya menjadi kota modern.
Berikut adalah beberapa poin penting dalam sejarah kota Palembang:
Kerajaan Sriwijaya (abad ke-7-13): Palembang menjadi pusat pemerintahan dan perdagangan internasional, menjalin hubungan dengan berbagai negara di Asia.
Kesultanan Palembang (1659-1823): Didirikan oleh Sri Susuhunan Abdurrahman dan kemudian dihapus oleh pemerintah Hindia Belanda.
Masa Hindia Belanda (1823-1945): Palembang dibagi menjadi dua keresidenan dan mengalami perubahan dalam sistem pemerintahan dan organisasi kota.
Pemberontakan Palembang (1819, 1821): Menjadi simbol perlawanan terhadap kekuasaan kolonial Belanda.
Perang Dunia II: Palembang mengalami dampak dari perang, termasuk penyerangan oleh Jepang dan kekalahan mereka.
Pemerintah Independen: Setelah kemerdekaan, Palembang menjadi bagian dari Republik Indonesia.
Kota Modern: Palembang terus berkembang menjadi kota besar dengan berbagai kemajuan, termasuk infrastruktur, ekonomi, dan pariwisata.
Palembang dikenal dengan julukan "Bumi Sriwijaya" karena pengaruhnya yang besar dalam sejarah peradaban Melayu di Nusantara. Kota ini juga memiliki banyak tempat bersejarah, seperti Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, dan Masjid Agung Palembang.
kota “Bumi Sriwijaya” ini telah menyaksikan naik turunnya banyak peradaban sepanjang keberadaannya, dari Sriwijaya hingga kesultanan bergaya Islam. Pada abad ke-15, bajak laut asal China juga mendominasi kota, dimana Laksamana Cheng Ho kemudian mengalahkan para perompak.
Mirip dengan Bangkok di Thailand dan Phnom Penh di Kamboja, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memperkenalkan Palembang sebagai kota wisata air pada tahun 2005. Pernyataan ini sesuai dengan topografi kota yang dikelilingi bahkan terendam air. Menurut statistik tahun 1990, lebih dari 52,24% wilayah Palembang masih terendam air.
Keadaan kota saat ini diyakini telah menyebabkan penduduk kuno di wilayah tersebut memberinya nama Palembang. Nama tersebut diduga berasal dari istilah melayu pa dan lembang. Lembang mengacu pada dataran yang terendam air, sedangkan Pa mengacu pada tempat atau keadaan. Oleh karena itu, kota ini dianggap sebagai tempat yang terendam air.
Budaya dan sejarah kota yang terkenal dengan Jembatan Ampera ini dapat dieksplorasi melalui banyak candi dan situs sejarahnya. Jembatan Ampera, juga dikenal sebagai “Jembatan Palembang”, adalah landmark terkenal yang menghubungkan kedua sisi Sungai Musi dan menawarkan pemandangan kota yang indah. Masjid Agung juga dikenal sebagai “Masjid Agung Palembang”, merupakan masjid indah yang dibangun pada abad ke-18.
Kota ini juga menjadi tuan rumah banyak acara tradisional sepanjang tahun. Festival Sriwijaya yang diadakan setiap tahun pada bulan Juli merupakan perayaan sejarah dan budaya kuno. Festival tersebut menampilkan tarian, musik, dan pertunjukan tradisional, serta parade perahu tradisional di Sungai Musi. Palembang Iconic Festival adalah acara tahunan lainnya yang menampilkan tarian tradisional, musik, dan pertunjukan serta menampilkan warisan dan budaya.
Selain itu, Bumi Sriwijaya juga menawarkan banyak tempat wisata lainnya seperti Benteng Besak, benteng yang dibangun pada abad ke-17, dan Museum Sriwijaya yang menyimpan artefak dari Kerajaan Sriwijaya kuno.
Palembang dikenal dengan tekstil tradisionalnya, khususnya kain songketnya. Songket adalah kain tenun tangan tradisional yang dibuat dengan menggunakan teknik pakan tambahan, di mana benang emas atau perak ditenun menjadi kain.
Kain songket dikenal dengan polanya yang rumit dan benangnya yang berkilau indah, dan secara tradisional digunakan untuk pakaian upacara dan acara-acara khusus. Disini, songket diproduksi oleh masyarakat setempat, merupakan salah satu kerajinan tradisional yang masih dilestarikan dan diwariskan secara turun-temurun.
Songket dikenal dengan coraknya yang unik, yang merupakan perpaduan antara motif tradisional Jawa dan Tionghoa. Motif paling populer termasuk bunga, daun, dan pola geometris.
Proses produksi songket cukup rumit dan memakan waktu, mulai dari pemintalan benang, kemudian benang dicelup, dan kain ditenun dengan alat tenun tradisional oleh pengrajin yang terampil.
Kain ini merupakan warisan budaya yang unik dan bernilai tinggi, juga menjadi oleh-oleh yang populer bagi wisatawan. Disamping itu, banyak juga wisatawan yang memilih membeli songket sebagai oleh-oleh atau untuk koleksi sendiri.
Palembang terkenal dengan makanan tradisionalnya, khususnya pempek dan tekwan. Pempek adalah sejenis olahan ikan yang terbuat dari ikan giling dan tepung tapioka, sedangkan tekwan adalah sup yang terbuat dari olahan ikan.
Kedua hidangan tersebut biasanya disajikan dengan saus pedas dan asam yang disebut cuko. Makanan tradisional ini dapat ditemukan di banyak pedagang kaki lima dan pasar tradisional di seluruh kota.
Pelabuhan Boom Baru, juga dikenal sebagai Pelabuhan Palembang, terletak di antara muara Lawang Kidul dan Belabak Sungai Musi. Pelaku usaha di Sumsel dapat menggunakan fasilitas terminal peti kemas PT IPC Terminal Petikemas Area Palembang baik untuk perdagangan domestik maupun internasional.
Bongkar muat, pemuatan, penerimaan dan pengeluaran truk peti kemas adalah beberapa layanan yang disediakan. Pelabuhan sungai terbesar di Sumatera ini merupakan tumpuan pembangunan ekonomi di Sumatera Selatan. Pendapatan daerah Sumsel meningkat berkat pendistribusian kargo premium.
Produk dan peti kemas curah kering, serta pelayanan barang dengan jenis kemasan lainnya mendominasi kegiatan bongkar muat. Palm Fasty Acid Distillate, kelapa, karet, produk kayu (MDF, serat kayu), kertas, dan dan merupakan ekspor utama dari IPC TPK Area Palembang.
Bagi Anda yang membutuhkan insulated box, reefer container, general purpose container, dan ragam jenis lainnya, dapatkan informasi produk dan penawaran menarik hanya di PT Tradecorp Indonesia.
Kota yang terkenal dengan makanan “kapal selam” alias pempeknya ini memiliki berbagai tempat rekreasi untuk dinikmati pengunjung. Kompleks Jakabaring Sport City merupakan destinasi yang tepat bagi para pecinta olahraga, karena memiliki berbagai fasilitas olahraga seperti sepak bola, renang, dan atletik.
Kompleks ini juga memiliki pusat perbelanjaan dan berbagai fasilitas rekreasi lainnya. Selain itu, Palembang juga memiliki sejumlah taman dan kebun seperti Taman Bunga dan Taman Budaya yang cocok untuk piknik atau jalan-jalan.
Ikan Belido merupakan patung ikonik di Palembang yang lokasinya strategis. Dari spot patung, pengunjung dapat menikmati megahnya Jembatan Ampera.
Ikan Belido dijadikan ikon lantaran merupakan ikan khas Palembang yang sering diolah menjadi beragam jenis makanan. Salah satunya pempek yang tersohor sebagai makanan khas daerah.
Komentar
Posting Komentar